August 21, 2011

Pemilihan Prosesor Secara Tepat. (Gold Prosesor)

Hallo Kawan Blogger, pernahkah dengar yang namanya prosesor emas, yang saya maksud emas disini bukan
berarti prosesor-nya dibuat dari emas walaupun mungkin sebetulnya ada prosesor seperti itu tapi melainkan karna memiliki beberapa keunggulan dibandingkan prosesor lain yang sekelas dengan-nya, penasarankan
yuk simak bareng-bareng ulasan singkat berikut.

Pernahkah terpikir di benak anda bahwa prosesor Pentium 4 1,6GHz dan Pentium 4 2GHz berasal dari cetakan yang sama ? Yup benar ! Pada prinsipnya prosesor tersebut merupakan benda yang sama pada saat di produksi. Yang menjadikan prosesor yang satu dengan yang lain berbeda adalah pada saat uji kelayakan sewaktu prosesor itu selesai dicetak.

Jika suatu prosesor lulus uji kelayakan prosesor 2 GHz maka prosesor tersebut akan di proses menjadi prosesor 2 Ghz. Tapi jika tidak, maka prosesor tersebut akan diturunkan standar uji kelayakan-nya hingga di temui clock yang sesuai dengan standar produksi.
Sering kali prosesor yang tidak lulus uji ini tidak divalidasi karena faktor tegangan yang kurang ataupun hanya karna panas sedikit berlebih.

Seandainya tegangan prosesor pada saat di uji dapat ditambah sedikit, sudah barang tentu prosesor "gagal" ini dapat dijual menjadi prosesor sekelas prosesor High-end. Hal inilah yang menjadi celah bagi para peminat overclocking. Dengan melakukan sedikit penambahan pada tegangan ataupun pendinginan yang lebih baik, sudah tentu produk ini dapat berlari pada clock yang lebih tinggi.

Pada saat tertentu proses pembuatan prosesor secara masal  dapat mencapai kualitas yang sangat baik sehingga prosesor yang dibuat memiliki kualitas yang sangat prima. Akankah semua prosesor ini dijadikan prosesor high-end ? jawabannya tentu saja tidak!. Dalam satu periode selalu ada produk untuk setiap level pasar. Mau tidak mau prosesor yang seharusnya lulus uji high-end dijadikan prosesor yang mid-end atau kelas menengah. Oleh kalangan overclocker, prosesor seperti ini sering disebut-sebut sebagai prosesor emas.

Pentium 4 641 DO
Mencari Prosesor Emas.

Prosesor jenis ini biasanya hanya berada seketika di pasaran. Untuk itu diperlukan kejelian bagi anda dalam mencermati karakteristik prosesor yang beredar di pasaran. Usaha mencermati ini bisa dilakukan dalam bentuk dalam bentuk seperti pengecekan langsung prosesor yang sedang beredar ataupun melihat laporan-laporan yang disampaikan lewat perpustakaan umum terbesar dunia, yaitu internet.

Mencari informasi lewat internet merupakan cara paling mudah tentunya. Anda dapat mengunjungi website yang memiliki forum yang berkonsentrasi pada seputar masalah overclocking. Salah satu situs yang memiliki database terbesar untuk masalah yang satu ini adalah www.overclockers.com.

Sebagai panduan tambahan, Anda dapat mencermati penanggalan pada prosesor high-end yang sedang beredar. Jika anda dapat menemukan prosesor dengan clock yang lebih rendah dengan penanggalan yang sama, besar kemungkinan prosesor tersebut adalah prosesor dengan cetakan yang sama dengan prosesor high-end yang anda temukan tadi. Denagn demikian, besar juga peluang prosesor Anda untuk mencapai clock yang setinggi prosesor high-end.

Read More >

August 15, 2011

Panduan singkat Bikin Film bareng Sony.

Hallo Kawan Blogger,
Untuk beberapa saat setelah beberapa kali mempublish artikel panduan overclocking bagi pemula kita rehat dulu yah, kali ini kita akan coba bahas sedikit mengenai pembuatan film dengan media Hardware Sony DVD. Nah berhubung sebentar lagi hari raya Idul Fitri datang, pasti banyak dari kawan-kawan yang ingin mengabadikan momen-momen penting pada saat perayaan lebaran, membuat film sendiri dan memperlihatkan hasilnya kepada keluarga atau kerabat dekat lainnya bisa menjadi kebanggaan tersendiri bagi si pembuat.

Dulu ini berarti anda harus mentransfer dari camcorder ke kaset video VHS yang berukuran besar kemudian mengirimkannya kepada teman atau keluarga.
kadang-kadang menyaksikan adegan film seperti seorang bayi yang merangkak bolak-balik selama 20 menit bisa jadi membosankan dan tidak ada cara lain yang lebih cepat untuk melewati adegan tersebut dan pindah ke adegan video selanjutnya.

Nah, disinilah format DVD memperlihatkan ke unggulannya. Satu keping DVD dapat memuat video berformat MPEG-2 (hmm sekarang udah MPEG-berapa yah 4 atau 5) kualitas tinggi sepanjang hampir 2 jam. Dan karena film-nya dibagi-bagi ke dalam "chapter", maka untuk berpindah scene/adegan atau melewatinya bisa menjadi sangat mudah.

Kelihatannya mudah, bukan? jika anda temlah memiliki kamera video digital (digital camcorder) dengan konektor IEEE 1394 (sering juga disebut Firewire atau Ilink) dan port IEEE 1394 pada komputer anda, maka proses membuat video sendiri pada keping DVD akan menjadi lebih mudah. Jika kamera video yang masih model analog, maka anda akan membutuhkan kartu video-capture pada komputer untuk dapat merekam.

Untuk proses pemubatan film kali ini saya menggunakan software MyDVD yang di paketkan dalam kemasan Sony Dual RW DVD Burner yang saya miliki. Proses pemindahan video dari kamera video atau kaset VHS menggunakan software MyDVD dapat di bagi ke dalam 3 langkah mudah seperti berikut:

1. Pilih menu latar belakang (background-menu) untuk DVD yang akan anda buat. Background-menu adalh tampilan menu yang biasanya tampil saat anda memasukkan keping DVD ke dalam DVD player dan memainkannya.
2. Capture video rekaman anda.
3. Bakar (burn) hasilnya ke keping DVD.

Software MyDVD ini bisa membantu anda untuk memudahkan memilih bagaimana tampilan menu background DVD. Anda bisa memilih dari berbagai contoh design dan template background atau bisa membuatnya sendiri dari file gambar dengan format JPG yang disukai. Anda juga dapat menggunakan motion menu untuk video-chapter yang akan membuat video-chapter bergerak secara loop (terus menerus) selama kurang lebih 5 detik. Suatu efek yang menurut saya cukup menakjubkan! Selain itu, Anda juga bisa memilih jenis huruf atau (font), ukurannya dan juga warnanya untuk judul film Anda.
Bahkan Anda juga bisa menyelipkan file audio dalam format MP3 atau WAV untuk dimainkan ketika menu ditampilkan.

Langkah selanjutnya, sambungkan kamera video atau VCR Anda ke komputer dan      nyalakan. Dari tampilan   utama MyDVD, click tombol "capture". Jika Anda menggunakan kamera video  digital yang terhubung ke PC melalui port IEE1394, maka Anda dapat menggunakan fungsi tombol "play, fast-forward atau reverse" dari layar menu capture tersebut. Anda hanya dapat mengontrol secara manual dari kamera atau VCR.

Set kamera video Anda ke mode VCR, lalu tekan tombol play. Anda akan melihat video yang Anda buat di layar menu capture. Jika sudah siap semuanya, Anda tinggal menekan tombol "start capturing". Program akan segera memulai proses perekaman / capturing. Jika semua sudah terekam, tekan tombol "stop capturing". Anda sekarang telah membuat apa yang anda sebut sebagai "chapter" pada tampilan layar utama (main screen). Anda bisa menambahkan efek-efek khusus atau mengedit adegan-adegan yang tidak anda sukai.




 Jika selesai, maka anda tinggal membakarnya ke keping DVD menggunakan DVD burner Sony (kalau saya). Tergantung pada kecepatan prosesor yang anda gunakan pada komputer anda dan panjang video yang anda rekam, proses meng-encode video anda menjadi format DVD kira-kira memakan waktu kurang lebih 1 jam sebelum dibakar ke keping DVD.


Oks, sekian panduan singkat bikin film bareng sony dari eternal-link mudah-mudahahn bisa berguna buat kawan-kawan, selamat mencoba.


Read More >

August 11, 2011

Panduan overclocking pemula - safe overclocking prosesor [AMD]

Hallo kawan blogger, ketemu lagi sama eternal-link.
lagi getol-getolnya nih nulis-nulis panduan overclocking buat pemula, kali ini kita akan coba oprek prosesor lagi tapi sedikit berbeda sama panduan overcloking buat prosesor yang sebelumnya, intinya sih sama aja cuma kali ini prosesor yang kita tweak itu dari AMD.

Panduan overclocking ini akan kita bagi jadi beberapa step biar gampang, dan hasil-hasil yang kita inginkan bisa tercapai.
Ok langsung yuk kita praktekin...

Step 1 :
Dalam overclocking ada beberapa hal dari hardware yang kita gunakan dalam proses overclocking yang harus kita pahami spesifikasi dan  karakternya, contohnya prosesor, motherboard, memory dan yang paling utama maximum temperatur yang dapat ditahan, default dan maximum dari voltase, kedua hal tersebut akan kita jadikan patokan sampai dimana kita bisa "mengajak lari" si komputer, karna itu kita harus tau kemampuan atau limit dari hardware yang akan kita oprek supaya tidak mengakibatkan kerusakan pada hardware yang akan kita Oc atau bisa-bisa meledug dah  hihi, bukan mau nakut-nakutin loh tapi hati-hati itu perlu ya kan.

Step 2 :
Untuk membantu proses overclok nanti kita perlu siapkan beberapa software bantu seperti CPUz, CoreTemp dan Orthos.
- Cpuz : fungsinya nanti sebagai informasi clock speed di system, bisa juga digunakan untuk melihat spesifikasi lengkap dari komponen komputer anda.
- Orthos berfungsi sebagai stability Tester saat proses overcloking masuk dalam tahap finishing.
- CoreTemp berfungsi sebagai pemantau suhu processor selama proses overcloking.

Step 3 :
Ok, setelah menyiapkan beberapa software bantu tersebut, anda bisa lanjutkan dengan mencari maximal clock speed dari prosesor yang akan di overclok dengan cara merubah beberapa nilai variablenya di Bios, variable apa saja yang mempengaruhi clock speed prosesor, ada tiga yang saya ketahui diantaranya
- FSB
- Multiplier
- Voltage
Untuk mencari nilai maximal clock speed prosesor berbasis AMD sebaiknya anda mematikan dulu fitur AMD quiet & cool setelah restart dan masuk kedalam Bios dengan cara restart dan menekan tombol Del pada saat POST (berbeda untuk setiap Motherboard), kenapa anda harus mematikan fitur AMD quiet & cool, sebab apa bila fitur ini aktif maka clock processor akan secara otomatis diset sesuai dengan kebutuhan aplikasi yang sedang dijalankan. Kalau kita tetap lakukan proses overclock dalam keadaan fitur ini aktif semuanya akan menjadi sia-sia. Langkan selanjutnya adalah mematikan semua spread spectrum, hal ini kita lakukan untuk menghindari terjadinya overclock pada hardware-hardware yang sebenarnya tidak ingin kita overclock seperti Harddisk, PCIe clock, kalau tidak kita mematikan / me-lock spread spectrum nya bisa jadi Harddisk maupun Vga card anda bisa jadi korban salah praktek hihi.

Men-disable-kan FSB spread spectrum

Default untuk clock Pcie adalah 100Mhz , jika kita tidak lock maka clocknya akan meningkat seiring dengan kenaikan FSB, kenaikan clocknya dapat dihitung dengan rumus FSB x Divider = PCI or AGP Bus Speed.
Perlahan-lahan mulailah menurunkan clock dan clock htt-link suapaya kita dapat menemukan clock maximal prosesor
- Untuk menurunkan htt-link clock kita set Htt multi ke 3x .
- untuk menurunkan memory clock kita set dividernya ke ddr 400 dan setting dengan timming longgar 5-5-5-12-2T. untuk lebih jelasnya anda bisa lihat disini

Untuk menghitung clock prosesor gunakan rumus berikut :

Clock Speed(MHz) = multiplier x BUS Speed(Mhz)


contoh: 200Mhz x 9,5 = 1900Mhz / 1,9Ghz.


oks sekarang coba naikkan FSB-nya ke 25 persen dari clock standard 

Contoh :
AMD64 X2 3600+ brisbane
FSB : 200Mhz
Multiplier : 9,5
Jadi default clocknya : 200Mhz x 9,5 = 1900Mhz / 1,9Ghz
kita tingkatkan FSB nya sebesar 25% maka perhitungannya:
=FSB + (FSB x 25%)
=FSB + (( FSB x25 ) : 100)
=200 + ((200x25) : 100)
=250
berarti kita naikkan FSBnya ke 250Mhz, save settingan bios anda kemudian restart komputer….. ada dua kemungkinan yang akan anda alami.
*pertama gagal masuk OS , jika hal ini terjadi berarti batas maksimal kecepatan processor anda pada default voltage tidak mencapai 25% L lakukan langkah A seperti di bawah
*kedua Berhasil masuk OS , jika hal ini terjadi maka dapat dikatakan anda telah berhasil meningkatkan performa processor anda sebesar 26% J lakukan langkah B seperti di bawah.

Langkah A buat yang gagal masuk windows :
Buat anda yang tidak bisa masuk windows tidak perlu takut dan berkecil hati.
yang perlu anda lakukan jika gagal loading OS
restart komputer kemudian kembali masuk ke menu bios, jika anda tidak bisa masuk BIOS maka perlu dilakukan clear CMOS (baca buku manual motherboard anda untuk prosedur clear CMOS). Setelah berhasil masuk ke bios pastikan fitur quiet&cool serta
spectrum dalam kondisi disable. Kemudian turunkan FSB-nya 5tingkat .(kalau sebelumnya 250 jadikan 245) save kemudian restart. Lakukan langkan B seperti dibawah.

Langkah B buat yang bisa masuk windows :
jangan senang dulu karna masih ada stability test untuk memastikan apakah semua proses berjalan dengan normal atau tidak.
jika anda telah berhasil loading OS maka langkah selanjutnya adalah
- jalanan Cpuz lihat core speed-nya apakah benar sesuai dengan perhitungan .
- jalankan CoreTemp untuk memantau suhu processor
(jika terjadi overheating upgrade Hsf atau turunkan FSBnya)
-jalankan orthos minimal 15 menit  untuk stability test

stability chek










Langkah lanjutan
Restart komputer Masuk ke menu BIOS kemudian naikkan FSBnya 5 tingkat.

Jika telah melakukan langkan B dan tidak terjadi error maka lakukan Langkah lanjutan lakukan berulang-ulang sampai terjadi error di orthos. Kemudian restart computer dan kembalikan ke FSB terakhir sebelum anda mengalami error di Orthos. Cek stability dng orthos selama 3jam jika terjadi error turunkan lagi sampai bisa lolos tanpa error(anda telah menemukan maximal clock processor @ default voltage) catat baik-baik FSB dan multipliernya…..

Step 4 :
mencari maximal clock memory (dengan settingan max core processor), mencari maximal speed memory dapat kita lakukan dengan mengubah nilai beberapa variable di bios. Adapun variable yang mempengaruhi clock memory speed adalah
-FSB
- Multiplier
- Divider
- timming
- Voltage
karena kita melakukan overclock ini untuk memaksimalkan kinerja system bukan untuk benchmark salah satu hardware maka kita mencari maksimal memory clock dengan menggunakan FSB dan multiplier dari maksimal processor clock yang telah kita dapat.

Adapun rumus untuk perhitungan memory adalah
(FSBxMultiplier) : divider
= (processor clock speed) : divider

-divider table jika menggunakan multiplier 10/9,5
DDR400 / (1:1) = 10
DDR533 / (4:3) = 7
DDR667 / (4:10) = 6
DDR800 / (2:1) = 5
Contoh :
Dari hasil uji coba maximal clock speed processor didapat
FSB: 316Mhz
Multiplier : 9,5

Maka processor clock speednya : 316 x 9,5 = 3002Mhz
>Jika kita set dividernya DDR400 / (1:1)
Maka memory clock speednya : 3002 : 10= 300Mhz
>jika kita set dividernya DDR533 / (4:3)
Maka memory clock speednya : 3002 : 7= 428Mhz
> Jika kita set dividernya DDR667 / (4:10)
Maka memory clock speednya : 3002 : 6 = 500Mhz
> Jika kita set dividernya DDR667 / (4:10)
Maka memory clock speednya : 3002 : 5 = 600Mhz

Okay sekarang anda sudah mengetahui FSB,multiplier,voltage(default),tinggal sekarang kita tentukan timming memory . set dahulu di timing berapa memory akan bekerja
(selalu gunakan command rate 2T)
setelah kita tentukan timmingnya berarti kita tinggal bereksperimen menaikkan divider memorynya..
langkah2nya sama seperti pada saat kita mencari maksimal processor speed.cuman kalau pada saat kita mencari processor speed yang dirubah dinaikkan-diturunkan adalah FSB. Untuk mencari maksimal memory speed ini yang dirubah adalah divider dan timmingnya saja. Lakukan kenaikan divider step by step test dengan orthos untuk menguji kestabilannya hingga didapatkan divider dan timming yang paling maksimal.

Step 5 :
menentukan kecepatan transfer motherboard atau yang biasa disebut Htlink di Cpuz
variable di bios yang mempengaruhi maximal speed dari mobo ini adalah
*FSB
*HTT multi
*chipset voltage
untuk perhitungan kecepatan transfer mobo ini didapat dengan rumus
FSBxHtt multi
Untuk menset kecepatan transfer ini usahakan jangan terlalu tinggi dari 1000Mhz
Jika kita sudah mengetahui FSB dan Httspeed yang ingin kita capai berarti kita tinggal menentukan httmultinya.
Contoh: FSB: 316Mhz
Httspeed +- 1000Mhz
Jadi htt multi yang paling dapat dipilih adalah 3x
Jika kita memilih 3x berarti httspeed: 316x3=948Mhz

Kemudian langkah terakhir adalah test dengan orthos selama 12jam dan harus tanpa error. Jika masih terjadi error turunkan FSBnya sedikit kemudian test lagi sampai benar2 tidah terjadi error selama 12jam.(overclocking system @default voltage success)

Catatan Penting ! :
-lakukan secara telaten panduan overcloking pemula ini,
-jangan tergesa-gesa.
-Selalu pantau suhunya jangan sampai terjadi overheating
(melebihi batas maximal temperature)
-jika anda sudah berhasil overclock dengan default voltage anda dapat improve sendiri dengan menaikkan tegangan yang tentunya akan membuat pencapaian maximal clock meningkat.

Ok sampai disini panduan overcloking pemula safe overcloking prosesor [AMD], buat para daredevil yang mau lanjut ke advance overcloking di tunggu yah:
Sselamat mencoba.
Read More >

August 8, 2011

Power Supply Unit bagi Pengguna Komputer, Seberapa Pentingkah ?

Halo kawan blogger.
Beberapa waktu lalu di eternal-link pernah membahas sedikit tips untuk merakit sebuah komputer dengan dana yang seadanya, dan disitu ada di ungkit mengenai penting nya sebuah power supply unit pada sebuah komputer. Nah kali ini kita akan coba kupas sedikit lebih dalam mengenai power supply unit.

Power supply Unit atau yang biasanya suka kita singkat jadi PSU, kadang suka dianggap remeh atau "sengaja" dilupakan peranannya dalam sebuah komputer. Atau mungkin beberapa awam juga ada yang memang tidak mengerti seberapa penting kegunaan sebuah power supply dalam sebuah komputer.
Kebanyakan PSU yang di gunakan user adalah bawaan atau yang sudah ada bersamaan dengan casing yang di beli. Memang pada beberapa beberapa casing ber-merk sudah mem-bundle sebuah PSu yang memang berkualitas baik tapi berbeda dengan casing-casing kelas value / murah yang hanya menyediakan power supply yang tidak terjamin kualitasnya bahkan bisa dibilang mengecewakan.

Alasan yang sering kita dengar kalau pakai PSu bawaan casing yah apalagi selain murah, hemat, siap pakai, mungkin bisa juga dibilang 'tidak ada rotan akar pun jadi' hehe.
Yuk kita bahas langsung, soal power supply itu sendiri sebenarnya yang paling penting bukan pada besaran WATT nya seperti yang tertera pada casing komputer yang anda pakai sekarang "coba intip aja ^^", tapi lebih pada Rail/amperage pada PSu itu sendiri. Berikut contoh satuan-satuan yang ada pada PSu
W= Watt
A= Amperage (Ampere, Arus)
V= Voltage (Voltase, Tegangan)
dimana W= V * A

balik lagi ke Rail, apa itu Rail ?
Rail merupakan jalur yang ada pada power supply untuk menghantarkan arus listrik yang tadinya dari PLN (AC) terus di convert atau dirubah menjadi arus DC trus disalurkan ke komponen-komponen komputer anda.
Pada beberapa PSU khususnya PSU modern keluaran baru sekarang ini Rail-nya dibagi menjadi tiga bagian,
+3.3v, +5v, +12v, -5v dan -12v. Negatif di sini kita ibaratkan 'Ground' atau nilai netral yang hanya memberi sambungan arus dari kutub positif, jadi tidak perlu terlalu dipikirkan yah, kecuali anda mau mau mempelajari PSU lebih-lebih dalam lagi hhehe.

Kenapa Rail jadi lebih penting ?
yuk kita lihat sama -sama bagaimana Rail itu menjadi penting.
Rail menentukan hasil output akhir dalam bentuk Watt (W).
Rail 3.3V. 30A menghasilkan 3.3V*30A = 100W
Rail 5V. 20A menghasilkan 5V*20A = 100W
Rail 12V. 25A menghasilkan 12V*25A = 300W
Maka dari itu, Grand Total Output / Daya, bisa dibilang 500W.

nah ada yang mulai lirik-lirik PSu nya kan hihi, silahkan saja bila perlu dihitung langsung, dan kalau ternyata hasil hitungan anda sendiri sudah tidak sesuai dengna yang tertera di PSu anda, kualitas PSu anda perlu dicurigai. Bahkan bukan berarti, kalau hitungan Anda benar dengan yang sudah tertempel, Daya Output "sebenarnya" dari PSU Anda adalah "segitu". Pada contoh, 500W bisa saja di-selewengkan oleh Produsen PSU.
Masa-masa sekarang ini dan mungkin mendatang sudah mulai terlihat kebanyakan komputer menggunakan komponen-komponen yang lebih memakan arus 12v,  contohnya GPU (VGA card) modern keluaran-keluaran baru yang hanya murni menggunakan power dari arus 12v secara besar-besaran hingga mencapai 200Watt lebih, dan tidak menutup kemungkinan komponen-komponen kecil lain-nya seperti Fan, Neon CCFL, dan lain sebagainya kecuali  USB Device.

Maka dari itu, Produsen PSU biasanya membagi Rail nya menjadi beberapa bagian, misalnya, 2 rail, 4 rail, bahkan 6 rail. Terutama di Rail 12V. Untuk PSU yang sudah agak kuno (buatan dibawah 2003), Rail yang terbagi biasa nya 3.3V dan 5V sedangkan 12V malah belum dibagi.
Tujuan pembagian ini sebenarnya juga untuk memberikan pasokan listrik yang lebih stabil bagi komputer sehingga komponen bisa menjadi lebih dingin.
Ada beberapa standarisasi PSu (yang saya ketahui) seperti ATX ada juga BTX yang diletakkan terbalik dari Posisi ATX, ATX sendiri masih ada versinya masing-masing seperti veris 24-pin juga versi 20-pin seperti gambar berikut,
                                                             
ATX Stecker 20-Pin



ATX Stecker 24-Pin
dari contoh gambar diatas anda bisa melihat ada perbedaan dari PSu 20-pin dan PSu 24-pin, sebenarnya tambahan 4-pin pada PSu 20-pin itu untuk menghantarkan tambahan daya 12v,5,3,3v dan juga ground tambahan ke slot PCI-Express yang banyak kita jumpai pada Motherboard-motherboard jenis baru, oleh karna itu sebenarnya PSu 20-pin masih dapat menyanggupi permintaan daya pada Motherboard 24-pin. Kecuali jika anda ingin menggunakan VGA card canggih yang kiranya menuntut pemkaian daya yang cukup besar sangat disarankan kalau anda menggunakan PSu 24-pin.

Ada lagi sedikit tambahan mengenai standar EPS 12V. Yakni, Input 12V pada MotherBoard, yang biasa nya menggunakan 4-pin (kabel kuning-kuning hitam-kuning-kuning hitam), menggunakan 8-pin. Hal ini tidak apa, dikarenakan standar 8-pin diterapkan pada Motherboard sekelas Server. Dipakai 4-pin pada MotherBoard 8-pin tidak apa selama daya masih bisa mencukupi dari PSU. Standarisasi 8-pin ini diterapkan mengingat User masih tidak paham betapa pentingnya PSU sebagai sebuah 'jantung' daripada sebuah komputer.

Watt (Output) yang besar bukan berarti akan menghabiskan listrik yang besar juga. Sebenarnya, Watt yang digunakan oleh komputer hanyalah sebatas dimana komputer membutuhkannya. Bukan berarti PSU Anda memiliki angka 600W, maka PSU akan langsung menyedot daya 600W, melainkan hanya akan menyedot daya sebesar yang sedang dibutuhkan, tergantung kondisi Load sedang berapa persen.

Soal Power yang dihasilkan (watt), mungkin Anda pernah mendengar Continous Power ataupun Peak Power. Sebenarnya Continous ini yang biasa disebut Pure atau bisa dibilang Power standar yang dihasilkan. Sedangkan Peak Power ialah masa dimana PSU sedang mengalami Output Maximal. Bisa saja Continous Power / Pure nya bernilai 550W, namun tidak menutup kemungkinan kalau Peak Power nya bisa mencapai 1000W. Hanya saja, Peak Power entah datang dari mana, dan yang jelas Peak Power ini hanya berlangsung sekitar 5-10 detik dari 2 menit sekali atau lebih tergantung dari kondisi kapasitor PSU Anda. Maka dari itu, jangan sampai Anda tergoda untuk membeli sebuah PSU dikarenakan Peak Power nya yang tinggi, perhatikan saja Continous Power yang didapat, dikarenakan 90% daya yang dihasilkan PSU hanyalah berdasarkan Continous Power.

Belum lagi, pada standar pabrikan, sebuah PSU biasa ber operasi pada suhu ruangan 25'C, sehingga daya yang dihasilkan bisa dikatakan maksimal. Berbeda pada keadaan iklim di Indonesia, di mana rata-rata pemakaian komputer di ruangan dengan suhu 35'C yang menyebabkan PSU bisa memotong daya yang dihasilkannya hingga 40%.
Terlebih kalau Anda sadari, mengapa PSU memiliki sebuah fan/rongga udara? Hal itu dikarenakan komponen PSU sendiri sebenarnya memiliki panas yang dihasilkan. Panas yang dihasilkan ini bisa berbeda-beda tergantung kebutuhan daya dari komputer saat itu. Jika daya yang diminta makin tinggi, tentu saja proses konversi AC-DC menjadi makin berat yang menyebabkan panas pada PSU bertambah. Bayangkan, bekerja pada suhu ruangan 35'C saja sudah bisa men'diskon' Output PSU Anda, apalagi jika ditambah panas PSU tersebut sendiri, bisa saja PSU Anda kembali men'diskon' daya output nya hingga 60%.

Kembali ke pentingnya Rail, memberikan rail yang stabil ialah yang hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk memperpanjang umur suatu komponen/hardware. Bukan hanya peralatan komputer, setiap barang elektronik juga layak untuk mendapatkan perlakuan yang 'stabil'. Ke stabilan Rail suatu PSU tidak dapat diukur melalui sebuah Software ataupun Sensor dari Motherboard, Anda harus berani untuk mengukurnya secara langsung menggunakan sebuah Multimeter, di utamakan yang Digital. Dikarenakan, hanya Multimeter lah yang bisa membacakan rail PSU Anda secara 99% akurat. Untuk PSU dengan Multiple Rail, berarti tiap rail akan berbeda jalur sehingga bisa berbeda pula hasil pembacaannya.

Rail yang stabil untuk tiap Voltase ialah rail yang tidak berubah. Semakin tidak pernah berubah akan semakin baik pula sebuah PSU. Dikarenakan kondisi komputer tidak selalu dalam keadaan Idle (CPU Usage <5%). Bisa saja tiba-tiba terjadi lonjakan CPU Usage saat Anda membuka sebuah aplikasi baru (CPU Usage <75%) atau bahkan saat Anda bermain game di komputer yang membuatnya bekerja secara penuh (CPU USage 100%). Saat ada transisi CPU Usage ini lah biasanya sebuah PSU diuji kemampuannya. Bukan hanya kemampuannya untuk membuat Rail stabil pada saat transisi, namun juga kestabilan Rail di saat dia Idle maupun Full  Load. Sebuah komputer yang Idle, biasanya tidak memakan daya yang begitu banyak, maka dari itu Rail biasanya stabil untuk keadaan Idle. Namun, begitu Anda membuka aplikasi yang bisa dikatakan memakan cukup banyak resource, komputer akan beranjak hingga 100% Load, yang menyebabkan komputer meminta daya lebih dari PSU. Saat daya maksimum ini pula, keampuhan sebuah PSU teruji kembali. Kestabilan Rail memegang peranan utama, terutama saat Anda meng-OVERCLOCK komputer Anda. Dimana bila Rail tidak stabil (naik-turun) sepanjang waktu, tentu saja akan membuat komponen di dalam casing Anda 'keropos' sedikit demi sedikit.

Kestabilan Rail bisa diukur dari pembacaan Voltase. Idealnya, setiap Voltase Output (Rail) dari PSU, memberikan nilai toleransi +/- MAX 5%
Misalkan:
3.3V berarti ber toleransi MIN 5% = 3.135V atau MAX 5% = 3.465V
5V berarti ber toleransi MIN 5% = 5.25V atau MAX 5% = 5.75V
12V berarti ber toleransi MIN 5% = 11.4V atau MAX 5% = 12.6V
Akan alangkah baiknya bila ternyata hasil pembacaan Rail tiap Voltase tersebut tetap terpatok pada 3.3V, 5V, dan 12V SEPANJANG WAKTU. PSU seperti inilah yang 100% Ideal bagi sebuah komputer dikarenakan kemampuannya untuk memasok daya yang stabil pada tiap komponen. Namun, di Indonesia, tidak seperti itu kenyataannya. Bisa dilihat, sebagai contoh PSU Simbadda yang dikemas pada tiap-tiap casing barunya, nyatanya tidak memenuhi kualitas itu hingga separuhnya.

Ukuran maupun berat daripada sebuah PSU sebenarnya sudah bisa menandakan kualitas PSU itu sendiri. Biasanya, semakin besar dan berat, PSU dipercaya semakin memiliki kualitas yang bagus. Dikarenakan memang kapasitor yang berkualitas baik memiliki berat yang lebih daripada kapasitor-kapasitor biasa. Namun, memang, ukuran dan berat selalu berbanding lurus dengan kocek yang harus Anda keluarkan. Tidak lupa juga bahan yang digunakan, biasanya PSU Branded tidak memakai casing yang 'abal2' sekadar kotak aluminium murah.

Untuk kesehatan dari PSU sendiri, tentu saja Perusahaan Listrik Negara (PLN) memegang peranan besar. Bila listrik yang masuk ke PSU Anda sudah tidak karuan (baca:tidak stabil), bagaimana PSU Anda bisa memberikan daya nya yang stabil ke komponen? Dihadang dengan kenyataan bahwa listrik di Indonesia ini memang terkenal tidak stabil, peralatan pendukung tambahan seperti Stabilizer, maupun UPS menjadi tidak dihindarkan lagi. Di mana Stabilizer bisa memberi nilai tambah dengan menjamin arus AC yang stabil masuk ke PSU Anda, dan juga UPS untuk berjaga-jaga saat PLN 'sedang mau-maunya' mematikan listrik di daerah Anda. Persoalan PLN ini sendiri juga berbeda kasus di tiap daerah yang berbeda. Tidak selamanya juga Stabilizer dan UPS menjadi barang wajib untuk Anda. Sesuaikan saja dengan kebutuhan, dikarenakan di Indonesia, tidak semua tempat memiliki listrik yang tidak stabil maupun sering terjadi pemadaman.
Sebagai contoh: katakan saja saya tinggal di bilangan Kebon Jeruk saya memiliki arus yang cukup stabil, dinilai dari hasil pembacaan Multimeter selama 7x24 jam (walaupun tidak mungkin 100% stabil). Sedangkan seorang teman yang tinggal di bilangan Bina Nusantara - Rawa Belong, terbukti memiliki arus yang sangat tidak stabil (naik-turun) pada pembacaan Multimeter 3 jam pertama! Sebuah Stabilizer dan UPS pun memiliki reputasi nya sendiri, bukan berarti karena Anda sudah memiliki Stabilizer+UPS, berarti PSU+Komputer Anda aman-aman saja, dikarenakan bisa saja karena kualitas Stabilizer+UPS ini sendiri patut dipertanyakan membawa hasil yang buruk kepada komputer Anda secara keseluruhan.

Maka dari itu, setelah membaca sedikit penjelasan singkat dari saya ini, tidak ada salahnya jika Anda mulai kembali menyayangi komputer Anda dengan PSU yang sedikit berkenan sesuai dengan kebutuhannya. Jangan sampai Anda melakukan kesalahan 2 kali dengan tetap tidak memperdulikan PSU Anda. Juga jangan juga langsung paranoid dengan PSU murah (abal2/kacangan), dan ber orientasi mahal=bagus).


Tambahan Final:

PSU memang penting, namun sesuaikan juga dengan kebutuhan. Misalkan kalau memang hanya dipakai di rumah untuk mengetik+print atau untuk sekadar browsing dan chatting via Messenger, mungkin PSU Stock ala SiMbokDe masih bisa menjamin. Namun kalau memang tidak disadari pemakaian komputer cukup berat, misalkan gaming berjam-jam sampai jam ujian tiba, atau juga meninggalkan komputer terus menyala demi download an yang lama kelarnya, saya tidak yakin kalau komponen komputer Anda akan mampu bertahan lama.

Sebagai contoh nyata:
Kebanyakan komponen yang haus akan kestabilan listrik jelas Hard Drive atau Graphic Card (masa kini). Di mana permasalahan biasanya muncul kalau HDD mulai 'bernyanyi' dengan bunyi head nya yang bergoyang "trek...trek..trekk..." atau juga VGA dengan trouble yang sedang dipakai untuk gaming, biasanya terlempar kembali ke Windows.
Oks itu aja dulu sedikit panduan atau sharing atau apalah hihi, mudah-mudahan bisa berguna buat anda

credit to :
review by coyle_gyver
Read More >

August 2, 2011

Panduan Overclocking untuk Pemula[Part II)- Safe Overclocking-RAM

Halo Blogger, bagi yang masih penasaran soal overclocking sekarang waktunya nih untuk lanjut ke overclocking tahap ke dua.
Tapi sebelum mengikuti langkah kedua ini, diharapkan paling tidak anda sudah bisa menguasai atau berhasil melakukan overcloking tahap pertama, kalau belum silahkan kesini Panduan Overcloking untuk pemula [Part 1] - Safe Overclocking-Processor


Note :
overcloking pada bagian kedua ini mungkin "agak" berbahaya karena menuntut kehati-hatian yang lebih.. ada baiknya anda siapkan alat tulis dan kertas untuk mencatat hal-hal penting seperti CPU core voltage, etc  untuk mempermudah proses.
Bukan mau nakut-nakutin atau bagaimana, bagian kedua ini memang agak menakutkan untuk pemula apalagi untuk anda yang belum pernah.mengutak-atik bagian hardware dari komputer anda dan agak mematikan apabila Anda tidak tahu dimana LIMIT dari hardware yang anda miliki. Buat orang yang sudah biasa mereka akan tahu dari pengalaman mereka bertemu dengan hardware-hardware unik yang kadang tidak biasa. Paling tidak kalau anda bisa / berhasil menguasai hal ini, mungkin anda bisa lanjut ke advance Overclocking yang saya sendiri belum pernah menyentuhnya (mudah-mudahan jangan hihi, bisa rusak hidup saya).

Ok kita lanjut,

OVERCLOCKING RAM
Banyak salah pengertian  datang dari orang awam tentang Overclocking RAM, beberapa dari mereka beranggapan kalau OC RAM itu bisa meningkatkan jumlah atau kapasitas RAM, biasa RAM 1 GB bisa jadi RAM 2 GB.
Kalau dilihat dari pengertian salah itu seandainya benar, berarti kita bisa OC prosessor single core jadi dual core... LOL. perlu diingat bahwa Overclocking RAM bukan berarti menambah kapasitas RAM secara Physical!
Sama seperti Processor, RAM juga memiliki Speed hanya saja Speed yang dimiliki RAM sangat banyak yang menentukan. Apakah itu frekuensinya atau juga timingnya. Untuk lebih jelasnya anda bisa lihat disini..

Yuk kita mulai...
Sebelumnya siapkan beberapa software yang nantinya kita perlukan untuk proses Overcloking seperti dibawah ini :


Oke sekarang saya harap Anda membaca tulisan saya yang ini dulu sebelum lanjut.

Sudah? mari kita lanjutkan... dari wacana disitu diharap Anda tahu apa dan bagaimana karakteristik Untuk RAM Anda Apakah Anda memakai kelas premium atau kelas value semua bisa ditentukan dari sana.

Perhatikan label yang tertempel di tubuh RAM, atau biasanya juga terdapat di kemasan RAM seperti gambar berikut ini

Ok, gambar tersebut adalah salah satu contoh RAM premium yang siap ditarik. Perhatikan yang saya kotaki warna biru (di sebelah kiri tertulis PC2 5400 dan yang kanan tertulis DDRII 1066). Angka tersebut adalah menyatakan FREKUENSI maksimum dari RAM tersebut secara default dari pabriknya.

Seperti yang sering kita dengar ada DDR2 667, DDR2 800 atau DDR PC2 5400, DDR2 PC2 6400 etc. Mereka punya arti yang kurang lebih sama. Penggunaan "PC" lebih digunakan untuk pengkodean saja sedangkan kalau sudah tertulis seperti "DDR2 800" itu sudah menunjukan frekuensinya. Istilahnya kalau prosessor seperti istilah Core2Duo E8400 dan Core2Duo 3Ghz, keduanya mungkin sama saja dengan kecepatan 3Ghz dengan code E8400.

Untuk persamaannya sbb:
DDR2 533  = PC2 4200/4300
DDR2 667  = PC2 5300/5400
DDR2 800  = PC2 6400
DDR2 1066 = PC2 8500

Untuk lengkapnya bisa dilihat di Wikipedia

istilah simpelnya jikalau nantinya Anda akan menjalankan lebih dari Angka frekuensi yang tertera  di labelnya, Anda sudah melakukan Overclocking pada RAM Anda.

Selanjutnya kembali ke gambar di atas, perhatikan kali ini yang ada di kotak orange/merah (salah kasih warna terlalu merah hahaha). tertera tulisan
Code:
CL 5-5-5-15

Atau
Code:
5-5-5-15

Keduanya sama saja artinya yaitu timing dari RAM. Apa itu Timing ?
penjelasannya dapat anda lihat disini tentang apa itu dan apa peran mereka.
Untuk faktor kedua ini ada banyak yang lainnya (bisa dibaca di link atas), dan intinya semakin kecil Timing semakin kencang RAM bekerja. Hanya saja perlu diperhatikan:
Quote
Semakin tinggi frequensi semakin cepat RAM
Semakin rendah timing semakin cepat RAM
Tetapi Timing dan Frekuensi adalah 2 hal yang saling "bertentangan" walau hasilnya sama yitu lebih cepat

RAM semakin tinggi frekuensinya akan semakin berat RAM bekerja begtiu juga semakin ketat timing semakin keras RAM kita bekerja. Sehingga Apabila kita menginginkan Frekuensi yang tinggi maka kita mengorbankan timing dan apabila menginginkan Timing yang rendah Kita korbankan frekuensi.

Sebagai contoh DDR2 yang berjalan di frekuensi 1066 dengan timing 5-5-5-15 Mungkin bagi RAM tidak begitu berat. Tetapi RAm dengan timing 3-3-3-9 dengan Frekuensi HANYA 900 itu sudah sangat berat sekali(At last Anda butuh 2,5 volt sampai 2,7 Volt untuk nyetrum tuh RAM dan BUKAN TIDAK MUNGKIN HABIS ITU RAM ANDA AKAN RUSAK)

Pertanyaan yang keluar bisa ditebak kalau sudah mengerti sedikit teori di atas:
Quote
Manakah yang lebih baik ? Timing rendah Ataukah Frekuensi Tinggi ?
Simple but hard to explain... Intinya saya jelaskan dengan perumpamaan. Paling simple perumpamaan dengan mobil. Ada 2 mobil satu mobil dengan Offroad dengan tenaga besar yang mampu melibas bukit2 dan lumpur serta keganasan alam, satu lagi adalah mobil Formula 1. Keduanya punya kekuatan yang sama tetapi lain daerah.

Begitulah RAM. Apabila Frekuensi besar itu seperti mobil offroad, dengan tenaga besar tapi reflek kurang, Apabila timing rendah itu sama seperti mobil Formula 1 kenceng tapi kurang kuat.

Selanjutnya terserah Anda. Buat saya sehari-hari saya cukup berjalan santai:
Timing default 5-5-5-15 dengan frekuensi 1000Mhz.

Oke cukup teoremanya, sekarang kita praktekan ini semua. Sebelumnya inilah spesifikasi yang saya pakai:


Motherboard : GA-EX38-DS4 (nyah pinjeman cuy... orang miskin gw hehe) BIOS F4A
Prosessor : Core2Duo E8200 3Ghz(OC to 4Ghz at 500Mhz x 8)
RAM : Team Xtreem PC8500
RAM cooling : Dominator Fan
VGA : HIS ATI HD 3870 IceQ Turbo + TR HR-03 GT
OS : Windows Vista Ultimate SP1


Ada dua gruop besar yang akan saya tulis. Pertama Oc-ing RAM dengan menaikan Frekuensi RAM yang kedua adalah Pengketatan pada Timing. Kita mulai yang paling sering digunakan karena berpengaruh langsung dengan Clock prosessor.

Overclocking RAM dengan menaikan Frekuensi
Frekuensi RAM erat hubungannya dengan Clock prosessor.Apabila Anda membaca tulisan saya sebelumnya tentang bagaimana dasar menaikan Clock prosessor, yaitu dengan Rumus:
Code:
Clock Speed = Multiplier x FSB(mhz)

Maka RAM Berjalan berdasarkan pengaruh dari FSB prosessor juga.
Frekuensi RAM berjalan dapat dihitung melalui rumus:
Code:
Frekuensi RAM(Mhz) = FSB(Prosessor dalam mhz) x Multiplier

Yap, tidak cuma Prosessor yang punya, RAM pun punya. Inilah yang mempengaruhi apabila kita tidak puas dengan frekuensi RAM default. Untuk selanjutnya untuk Frekuensi RAM ini agak banyak hitung-hitungannya, Semoga bisa mengerti.

Pada beberapa orang untuk membedakan antara Multiplier Prosessor dengan multiplier RAM, Multiplier RAM biasanya disebut DEVIDER
nanti saya bahas bagaimana  menghitungnya.

Let's start...
Seperti biasa, restart dan masuk ke Bios dengan menekan tombol DEL pada saat POST screen. Di bagian setting Overclocking (tiap motherboard berbeda, gw menjelaskan on my case karena gw ga punya banyak Mobo :D ), Biasanya semenu dengan Oveclocking menu untuk Prosessor juga, Anda akan menemukan sesuatu seperti gambar berikut:
Perhatikan Pada gambar di atas:

Quote
WARNING!!!!
PASTIKAN VOLTAGE CONTROL SELALU MENUNJUKAN ANGKA NORMAL Untuk semua VOLTAGE (Untuk RAM DDR2 Adalah 1,8 Volt atau biasanya ada opsi NORMAL, untuk yang lainnya seperti prosessor, MCH dsb pilih opsi Normal atau cari tau di Internet untuk voltage normalnya)
Karena pada Mobo baru, fungsi AUTO sangat berbahaya....

Sumber : lucky_n00b

CPU Host Frequency adalah sebutan untuk FSB di BIOS ini. Multiplier yang saya pakai adalah 8x. Dengan demikian Prosessor saya berjalan di 4Ghz(400x8  = 4000Mhz = 4Ghz terlihat dalam Frequency di atasnya bukan ? ).
Kemudian lihat System memory Multiplier(SPD) Itu adalah Multiplier dari RAM. Disitu saya set ke 2.00(B), kenapa? karena multiplier 2 kali untuk DDR2 adalah settingan paling SAVE. Alias saya ambil jalan safe course saja.

Quote
Bisakah kalau kurang dari 2 ?
sayangnya tidak bisa, karena dari namanya sendiri adalah Dual Data Rate SDRAM Yang berarti minimal dia bisa berjalan 2 kali lebih cepat dari  FSB prosessor.

Sehingga karena saya menjalankannya di FSB 500mhz Maka otomatis, Frekuensi RAM akan berjalan di 1000Mhz (lihat bawahnya). kenapa bisa 1000mhz?

simple, multipliernya 2 dan saya jalan di 500Mhz FSB-nya sesuai rumus yang saya berikan di atas, Frekuensi RAM berjalan adalah multiplier RAM dikali FSB. Sehingga RAm saya berjalan di 500Mhz x 2 = 1000Mhz.
Bagaimana kalau gw jalan di FSB 333mhz?
Pastinya RAM akan berjalan di frekuensi 333x2 kalau multipliernya 2

Kalau 400Mhz?
Ya pasti jadi begini lah

Oke bagaimana kalau semisalnya saya ingin menaikkan frekuensinya... apakah saya harus menaikan FSB-nya?
Tidak jawabannya. Frekuensi lebih tinggi tidak harus menaikan FSB prosessor(yah gw prosessor udah FSB 500, mau dinaikin saya pikir unsave buat daily hehe)
Cukup ganti ke devider lebih tinggi.


Untuk Mobo ini, kebetulan sudah disediakan langsung devider dan diberikan semuanya. pada BIOS tertentu(on my GA-EP45-DQ6) menu ini dibagi lagi berdasarkan striping-nya (ah whatever lah buat saya hahahaha yang penting saya dapet frekuensi yang saya inginkan ?). Striping itu ditandai dengan huruf-huruf yang menempel di bagian belakang dari devider itu sendiri (lihat di gambar atas ada 2.40B, 3.33C etc). saya sendiri tidak hapal, cuman yang pasti B adalah tanda untuk striping 333Mhz. kenapa? (ga ngerti gw) toeng

Sekarang saya coba merubah ke devider 2,4 sehingga bisa dihitung => 500 x 2.4 = 1200Mhz
Sehingga nampak pada BIOS seperti ini:

Oke coba Save setting dan cobalah untuk masuk ke Windows. Apabila berhasil, Congrats... Tapi jangan senang dulu. masih ada stability test menanti. Apabila Tidak bisa, lewati langkah A berikut dan langsung ke langkah B.

LANGKAH A - For You yang bisa masuk Windows
Well Kalau RAM jalan di 1000 Mhz cukup lumayan...
Mari kita test kestabilannya. Biasa paling mudah gw melakukannya dengan menggunakan Mem Test
menurut saran dari si program jalankan at last 20 menit. Karena ini Continuous test, jadi sebenernya terserah Anda mau menjalankannya berapa lama. Kenapa saya jalankan 2 buah ?
menurut selera saja. saya lebih biasa melakukannya demikian yah anggapannya RAM saya ada 50% free dan karena restriction dari Windows yang hanya membatasi jumlah used RAM pada jumlah tertentu maka saya menggunakan 512 pada 2 buah program MemTest (pastikan 2 program tersebut berbeda file, bukan satu file yang sama).
Apabila merasa sudah cukup stabil, Anda bisa melakukan benchmarking dengan menggunakan Super PI bila Anda mau untuk mengetahui peningkatan kinerja RAM.

Untuk yang menemui kegagalan pada saat masuk Windows atau juga BSOD, lakukan langkah B
Buat yang Tak bisa masuk Windows Atau Error saat Stability test
tak usah kecewa, karena saya juga suka mendapatkan hal serupa pada frekuensi tinggi. Ada yang perlu diberikan sesuai hukum alam. Yaitu  semakin keras kerjanya semakin banyak energi yang dibutuhkan. Oleh karena itu kita harus memberi Setruman tambahan Untuk RAM ini. Carilah di BIOS mobo Anda menu untuk control Voltage.

Pada case saya terlihat seperti ini:
Perhatikan menu "DDR2 OverVoltage Control". Disana seharusnya apabila Anda melakukan pesan saya di awal untuk menormalize voltage disana seharusnya normal. Dan pada case Anda, jangan langsung memberikan voltage sejumlah itu(disitu tertulis "+0.45" sehingga voltage DD2 sebenernya 1.8 + 0.45 = 2.25Volt.)

Tetapi naikan step by setp:
Biasanya saya menaikannya 2 step untuk permulaan. kemudian coba save BIOS setting dan restart Kembali. Kemudian lakukan langkah A.

Terus lakukan langkah A dan B apabila Anda masih menemukan Error.

Apabila Anda sudah lolos dan merasa Stable, Anda bisa berpuas hati. Karena seharusnya apabila benar menaikan Frekuensi secara signifikan (seperti dari DDr2 800 ke DDR2 1000) pasti terlihat berbeda pada hasil score dalam Super Pi.

Rumus-Rumus Penting Dalam Hubungannya Dengan Frekuensi RAM
Rumus pasti menghitung Frekuensi RAM:
Code:
Frekuensi RAM = FSB(prosessor dalam Mhz) x Devider(multiplier RAM)

FSB sudah tidak usah dijelaskan.
Multiplier/Devider di dapat dari:
Code:
Devider = RAM Frequency(mhz)/FSB(prosessor dalam mhz)

Sehingga contoh Soal (LOL):
  • RAM jalan di 1000 dengan FSB 500 Hitung multiplier/devider-nya!
    JAWAB:
    Devider = RAM frequency / FSB
    Devider = 1000Mhz / 500Mhz
    Devider = 2
  • RAM dengan Frekuensi 1200 dengan FSB 500 Hitung multiplier/devider-nya!
    JAWAB:
    Devider = RAM frequency / FSB
    Devider = 1200Mhz / 500Mhz
    Devider = 2,4
  • RAm dengan Frekuensi 1200 dengan FSB prosessor 400 Hitung Multiplier/devider-nya
    JAWAB:
    Devider = RAM frequency / FSB
    Devider = 1200Mhz / 400Mhz
    Devider = 3

Cukup jelas kan? toeng

Kedua : menghitung perbadingan RAM : FSB
Sering kita dengar orang bertanya :
Quote
RAm kamu jalan berapa banding prosessor kamu ?

simply biasa orang bilang 1:1 atau 2:3 ... nah itu bagaimana menhitungnya? selain lewat Program CPUz tentunya.
Oke here is the way:

Pertama DDR itu adalah DOUBLE data RATE: Double = 2 kali.

Maka
Quote
FSB : DRAM Frequency
FSB : (RAM frequency/2)

Catatan : DRAM Frequency = RAM Frequency/2

kenapa dibagi 2... simple DDR => double => 2... jadi DRAM frequency = RAM Frequency/2...

tetapi masalahnya kalau orang tanya:
Quote
Berapa frekuensi RAM kamu?
jawabnya biasanya DRAM frequency(misal 400 atau 600, etc)
kalau tanyanya
Quote
Ram Kamu jalan berapa
Biasanya jawab RAM Frequency-nya spt: 1000, 1200 etc.
saya sendiri agak ga ngerti ginian juga... yang saya tau larinya segitu aja toeng

Oke langsung ke contoh Soal:
  • DDR2 1000 Mhz di FSB 500 berapa perbandingannya?
    JAWAB:
    FSB Procie : DRAM freq
    500 : (1000/2)
    500 : 500
    1:1
  • DDR2 1200 dengan FSB 500
    Jawab:
    500 : (1200/2)
    500 : 600
    5:6
  • DDR2 jalan di 1200 dengan FSB 400
    Jawab:
    400 : (1200/2)
    400 : 600
    4:6
    2:3

Overclocking Dengan Ngetatin Timing
Apabila dirasa kurang cukup dengan menaikan frekuensi saja, kita bisa mengutak-utik timingnya. Timing sudah dijelaskan di atas. Sekarang yang akan saya berikan disini adalah "how to"-nya. Simply, biasanya tempat settingnya ada di tempat yang sama dengan Setting RAM frequency dkk.


Untuk melakukan OC RAM dengan mengubah Timing tidak terlihat seribet dengan menaikan frekuensi RAM(walaupun ga ribet juga sih) karena Timing independen tidak terikat atau terpengaruh oleh CPU FSB dia hanya mempengaruhi dalam RAm sendiri. paling yang lain hanya tergantung dengan Voltage saja.

How to? simpel, mainkan saja angka-angka yang tertera di sana terutama CAS latency Time, DRAM to RASH to CAS delay, DRAM RASH Precharge, dan PreCharge Delay untuk yang lainnya disebut SUB TIMING

hanya saran dari saya : better leave them as they are untuk Sub timing ... Why? Karena sub timing di satu sisi tak begitu berpengaruh, di sisi lain kalau tidak tahu cara pakainya bisa merusak RAM!!

Untuk jelasnya ke empat main timing itu berpengaruh pada Timing yang biasa dilihat seperti 5-5-5-15 dll.
urutannya:
CAS - TRCD - TRP - TRAS
5     -  5     -  5    -  15

Dimana TRas sama dengan +/- CAS + TRCD + TRP. Makanya kenapa 5-5-5-15 karena 5+5+5 = 15

Untuk permulaan, just try 4-4-4-12... Cobalah save bIos dan coba masuk windows. Apabila gagal, cobalah menaikan Voltage. Apabila berhasil, coba dengan stability test(aturan mainnya sama). kalau gagal coba naikan VDimm-nya lagi.
Contoh yang dinaikan ke 4-4-4-12 on my previous Motherboard and Prosessor


Okey... Sebagai penutup Tutorial OC RAm, ini ada sedikit gambaran perbandingan antara TIMING ketat v.s. FREKUENSI tinggi:


From here


using team Xtreem PC-8500 on E4300 and Motherboard on GA-P35-DQ6...
sebuah gambaran saja... buat yang bingung milih antara RAM frekuensi dan Timing.


Sumber : ShinnAsuka
Moderator BNCC
Read More >

About Me

My photo
Jakarta-Timur, Asia, Indonesia
Hallo kawan blogger selamat datang di eternal-link - blog yang menyediakan berbagai macam ulasan mengenai dunia komputer dan pernak-perniknya. Nama saya Rudy Haryanto, saya adalah seorang blogger paruh waktu yang senang mengetahui sesuatu yang baru dan mempelajari apa yang baru saya temukan.

Stats

Blog Archive

Blog Direktori [Ayo Daftarkan Blogmu]

  ©E t e r n a l-L i n k - All rights reserved.

Template by Dicas Blogger | Topo