Halo kawan blogger.
Beberapa waktu lalu di eternal-link pernah membahas sedikit tips untuk
merakit sebuah komputer dengan dana yang seadanya, dan disitu ada di ungkit mengenai penting nya sebuah power supply unit pada sebuah komputer. Nah kali ini kita akan coba kupas sedikit lebih dalam mengenai power supply unit.
Power supply Unit atau yang biasanya suka kita singkat jadi PSU, kadang suka dianggap remeh atau "sengaja" dilupakan peranannya dalam sebuah komputer. Atau mungkin beberapa awam juga ada yang memang tidak mengerti seberapa penting kegunaan sebuah power supply dalam sebuah komputer.
Kebanyakan PSU yang di gunakan user adalah bawaan atau yang sudah ada bersamaan dengan casing yang di beli. Memang pada beberapa beberapa casing ber-merk sudah mem-bundle sebuah PSu yang memang berkualitas baik tapi berbeda dengan casing-casing kelas value / murah yang hanya menyediakan power supply yang tidak terjamin kualitasnya bahkan bisa dibilang mengecewakan.
Alasan yang sering kita dengar kalau pakai PSu bawaan casing yah apalagi selain murah, hemat, siap pakai, mungkin bisa juga dibilang 'tidak ada rotan akar pun jadi' hehe.
Yuk kita bahas langsung, soal power supply itu sendiri sebenarnya yang paling penting bukan pada besaran WATT nya seperti yang tertera pada casing komputer yang anda pakai sekarang "
coba intip aja ^^", tapi lebih pada
Rail/amperage pada PSu itu sendiri. Berikut contoh satuan-satuan yang ada pada PSu
W= Watt
A= Amperage (Ampere, Arus)
V= Voltage (Voltase, Tegangan)
dimana W= V * A
balik lagi ke Rail, apa itu Rail ?
Rail merupakan jalur yang ada pada power supply untuk menghantarkan arus listrik yang tadinya dari PLN (AC) terus di convert atau dirubah menjadi arus DC trus disalurkan ke komponen-komponen komputer anda.
Pada beberapa PSU khususnya PSU modern keluaran baru sekarang ini Rail-nya dibagi menjadi tiga bagian,
+3.3v, +5v, +12v, -5v dan -12v. Negatif di sini kita ibaratkan 'Ground' atau nilai netral yang
hanya memberi sambungan arus dari kutub positif, jadi tidak perlu terlalu dipikirkan yah, kecuali anda mau mau mempelajari PSU lebih-lebih dalam lagi hhehe.
Kenapa Rail jadi lebih penting ?
yuk kita lihat sama -sama bagaimana Rail itu menjadi penting.
Rail menentukan hasil output akhir dalam bentuk Watt (W).
Rail 3.3V. 30A menghasilkan 3.3V*30A = 100W
Rail 5V. 20A menghasilkan 5V*20A = 100W
Rail 12V. 25A menghasilkan 12V*25A = 300W
Maka dari itu, Grand Total Output / Daya, bisa dibilang 500W.
nah ada yang mulai lirik-lirik PSu nya kan hihi, silahkan saja bila perlu dihitung langsung, dan kalau ternyata hasil hitungan anda sendiri sudah tidak sesuai dengna yang tertera di PSu anda, kualitas PSu anda perlu dicurigai. Bahkan bukan berarti, kalau hitungan Anda benar dengan yang sudah tertempel, Daya Output "sebenarnya" dari PSU Anda adalah "segitu". Pada contoh, 500W bisa saja di-selewengkan oleh Produsen PSU.
Masa-masa sekarang ini dan mungkin mendatang sudah mulai terlihat kebanyakan komputer menggunakan komponen-komponen yang lebih memakan arus 12v, contohnya GPU (VGA card) modern keluaran-keluaran baru yang hanya murni menggunakan power dari arus 12v secara besar-besaran hingga mencapai 200Watt lebih, dan tidak menutup kemungkinan komponen-komponen kecil lain-nya seperti Fan, Neon CCFL, dan lain sebagainya kecuali USB Device.
Maka dari itu, Produsen PSU biasanya membagi Rail nya menjadi beberapa bagian, misalnya, 2 rail, 4 rail, bahkan 6 rail. Terutama di Rail 12V. Untuk PSU yang sudah agak kuno (buatan dibawah 2003), Rail yang terbagi biasa nya 3.3V dan 5V sedangkan 12V malah belum dibagi.
Tujuan pembagian ini sebenarnya juga untuk memberikan pasokan listrik yang lebih stabil bagi komputer sehingga komponen bisa menjadi lebih dingin.
Ada beberapa standarisasi PSu (yang saya ketahui) seperti ATX ada juga BTX yang diletakkan terbalik dari Posisi ATX, ATX sendiri masih ada versinya masing-masing seperti veris 24-pin juga versi 20-pin seperti gambar berikut,
|
ATX Stecker 20-Pin |
|
|
|
|
ATX Stecker 24-Pin |
dari contoh gambar diatas anda bisa melihat ada perbedaan dari PSu 20-pin dan PSu 24-pin, sebenarnya tambahan 4-pin pada PSu 20-pin itu untuk menghantarkan tambahan daya 12v,5,3,3v dan juga ground tambahan ke slot PCI-Express yang banyak kita jumpai pada Motherboard-motherboard jenis baru, oleh karna itu sebenarnya PSu 20-pin masih dapat menyanggupi permintaan daya pada Motherboard 24-pin. Kecuali jika anda ingin menggunakan VGA card canggih yang kiranya menuntut pemkaian daya yang cukup besar sangat disarankan kalau anda menggunakan PSu 24-pin.
Ada lagi sedikit tambahan mengenai standar EPS 12V. Yakni, Input 12V pada MotherBoard, yang biasa nya menggunakan 4-pin (kabel kuning-kuning hitam-kuning-kuning hitam), menggunakan 8-pin. Hal ini tidak apa, dikarenakan standar 8-pin diterapkan pada Motherboard sekelas Server. Dipakai 4-pin pada MotherBoard 8-pin tidak apa selama daya masih bisa mencukupi dari PSU. Standarisasi 8-pin ini diterapkan mengingat User masih tidak paham betapa pentingnya PSU sebagai sebuah 'jantung' daripada sebuah komputer.
Watt (Output) yang besar bukan berarti akan menghabiskan listrik yang besar juga. Sebenarnya, Watt yang digunakan oleh komputer hanyalah sebatas dimana komputer membutuhkannya. Bukan berarti PSU Anda memiliki angka 600W, maka PSU akan langsung menyedot daya 600W, melainkan hanya akan menyedot daya sebesar yang sedang dibutuhkan, tergantung kondisi Load sedang berapa persen.
Soal Power yang dihasilkan (watt), mungkin Anda pernah mendengar Continous Power ataupun Peak Power. Sebenarnya Continous ini yang biasa disebut Pure atau bisa dibilang Power standar yang dihasilkan. Sedangkan Peak Power ialah masa dimana PSU sedang mengalami Output Maximal. Bisa saja Continous Power / Pure nya bernilai 550W, namun tidak menutup kemungkinan kalau Peak Power nya bisa mencapai 1000W. Hanya saja, Peak Power entah datang dari mana, dan yang jelas Peak Power ini hanya berlangsung sekitar 5-10 detik dari 2 menit sekali atau lebih tergantung dari kondisi kapasitor PSU Anda. Maka dari itu, jangan sampai Anda tergoda untuk
membeli sebuah PSU dikarenakan Peak Power nya yang tinggi, perhatikan saja Continous Power yang didapat, dikarenakan 90% daya yang dihasilkan PSU hanyalah berdasarkan Continous Power.
Belum lagi, pada standar pabrikan, sebuah PSU biasa ber operasi pada suhu ruangan 25'C, sehingga daya yang dihasilkan bisa dikatakan maksimal. Berbeda pada keadaan iklim di Indonesia, di mana rata-rata pemakaian komputer di ruangan dengan suhu 35'C yang menyebabkan PSU bisa memotong daya yang dihasilkannya hingga 40%.
Terlebih kalau Anda sadari, mengapa PSU memiliki sebuah fan/rongga udara? Hal itu dikarenakan komponen PSU sendiri sebenarnya memiliki panas yang dihasilkan. Panas yang dihasilkan ini bisa berbeda-beda tergantung kebutuhan daya dari komputer saat itu. Jika daya yang diminta makin tinggi, tentu saja proses konversi AC-DC menjadi makin berat yang menyebabkan panas pada PSU bertambah. Bayangkan, bekerja pada suhu ruangan 35'C saja sudah bisa men'diskon' Output PSU Anda, apalagi jika ditambah panas PSU tersebut sendiri, bisa saja PSU Anda kembali men'diskon' daya output nya hingga 60%.
Kembali ke pentingnya Rail, memberikan rail yang stabil ialah yang hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk memperpanjang umur suatu komponen/hardware. Bukan hanya peralatan komputer, setiap barang elektronik juga layak untuk mendapatkan perlakuan yang 'stabil'. Ke stabilan Rail suatu PSU tidak dapat diukur melalui sebuah Software ataupun Sensor dari Motherboard, Anda harus berani untuk mengukurnya secara langsung menggunakan sebuah Multimeter, di utamakan yang Digital. Dikarenakan, hanya Multimeter lah yang bisa membacakan rail PSU Anda secara 99% akurat. Untuk PSU dengan Multiple Rail, berarti tiap rail akan berbeda jalur sehingga bisa berbeda pula hasil pembacaannya.
Rail yang stabil untuk tiap Voltase ialah rail yang tidak berubah. Semakin tidak pernah berubah akan semakin baik pula sebuah PSU. Dikarenakan kondisi komputer tidak selalu dalam keadaan Idle (CPU Usage <5%). Bisa saja tiba-tiba terjadi lonjakan CPU Usage saat Anda membuka sebuah aplikasi baru (CPU Usage <75%) atau bahkan saat Anda bermain game di komputer yang membuatnya bekerja secara penuh (CPU USage 100%). Saat ada transisi CPU Usage ini lah biasanya sebuah PSU diuji kemampuannya. Bukan hanya kemampuannya untuk membuat Rail stabil pada saat transisi, namun juga kestabilan Rail di saat dia Idle maupun Full Load. Sebuah komputer yang Idle, biasanya tidak memakan daya yang begitu banyak, maka dari itu Rail biasanya stabil untuk keadaan Idle. Namun, begitu Anda membuka aplikasi yang bisa dikatakan memakan cukup banyak resource, komputer akan beranjak hingga 100% Load, yang menyebabkan komputer meminta daya lebih dari PSU. Saat daya maksimum ini pula, keampuhan sebuah PSU teruji kembali. Kestabilan Rail memegang peranan utama, terutama saat Anda meng-OVERCLOCK komputer Anda. Dimana bila Rail tidak stabil (naik-turun) sepanjang waktu, tentu saja akan membuat komponen di dalam casing Anda 'keropos' sedikit demi sedikit.
Kestabilan Rail bisa diukur dari pembacaan Voltase. Idealnya, setiap Voltase Output (Rail) dari PSU, memberikan nilai toleransi +/- MAX 5%
Misalkan:
3.3V berarti ber toleransi MIN 5% = 3.135V atau MAX 5% = 3.465V
5V berarti ber toleransi MIN 5% = 5.25V atau MAX 5% = 5.75V
12V berarti ber toleransi MIN 5% = 11.4V atau MAX 5% = 12.6V
Akan alangkah baiknya bila ternyata hasil pembacaan Rail tiap Voltase tersebut tetap terpatok pada 3.3V, 5V, dan 12V SEPANJANG WAKTU. PSU seperti inilah yang 100% Ideal bagi sebuah komputer dikarenakan kemampuannya untuk memasok daya yang stabil pada tiap komponen. Namun, di Indonesia, tidak seperti itu kenyataannya. Bisa dilihat, sebagai contoh PSU Simbadda yang dikemas pada tiap-tiap casing barunya, nyatanya tidak memenuhi kualitas itu hingga separuhnya.
Ukuran maupun berat daripada sebuah PSU sebenarnya sudah bisa menandakan kualitas PSU itu sendiri. Biasanya, semakin besar dan berat, PSU dipercaya semakin memiliki kualitas yang bagus. Dikarenakan memang kapasitor yang berkualitas baik memiliki berat yang lebih daripada kapasitor-kapasitor biasa. Namun, memang, ukuran dan berat selalu berbanding lurus dengan kocek yang harus Anda keluarkan. Tidak lupa juga bahan yang digunakan, biasanya PSU Branded tidak memakai casing yang 'abal2' sekadar kotak aluminium murah.
Untuk kesehatan dari PSU sendiri, tentu saja Perusahaan Listrik Negara (PLN) memegang peranan besar. Bila listrik yang masuk ke PSU Anda sudah tidak karuan (baca:tidak stabil), bagaimana PSU Anda bisa memberikan daya nya yang stabil ke komponen? Dihadang dengan kenyataan bahwa listrik di Indonesia ini memang terkenal tidak stabil, peralatan pendukung tambahan seperti Stabilizer, maupun UPS menjadi tidak dihindarkan lagi. Di mana Stabilizer bisa memberi nilai tambah dengan menjamin arus AC yang stabil masuk ke PSU Anda, dan juga UPS untuk berjaga-jaga saat PLN 'sedang mau-maunya' mematikan listrik di daerah Anda. Persoalan PLN ini sendiri juga berbeda kasus di tiap daerah yang berbeda. Tidak selamanya juga Stabilizer dan UPS menjadi barang wajib untuk Anda. Sesuaikan saja dengan kebutuhan, dikarenakan di Indonesia, tidak semua tempat memiliki listrik yang tidak stabil maupun sering terjadi pemadaman.
Sebagai contoh: katakan saja saya tinggal di bilangan Kebon Jeruk saya memiliki arus yang cukup stabil, dinilai dari hasil pembacaan Multimeter selama 7x24 jam (walaupun tidak mungkin 100% stabil). Sedangkan seorang teman yang tinggal di bilangan Bina Nusantara - Rawa Belong, terbukti memiliki arus yang sangat tidak stabil (naik-turun) pada pembacaan Multimeter 3 jam pertama! Sebuah Stabilizer dan UPS pun memiliki reputasi nya sendiri, bukan berarti karena Anda sudah memiliki Stabilizer+UPS, berarti PSU+Komputer Anda aman-aman saja, dikarenakan bisa saja karena kualitas Stabilizer+UPS ini sendiri patut dipertanyakan membawa hasil yang buruk kepada komputer Anda secara keseluruhan.
Maka dari itu, setelah membaca sedikit penjelasan singkat dari saya ini, tidak ada salahnya jika Anda mulai kembali menyayangi komputer Anda dengan PSU yang sedikit berkenan sesuai dengan kebutuhannya. Jangan sampai Anda melakukan kesalahan 2 kali dengan tetap tidak memperdulikan PSU Anda. Juga jangan juga langsung paranoid dengan PSU murah (abal2/kacangan), dan ber orientasi mahal=bagus).
Tambahan Final:
PSU memang penting, namun sesuaikan juga dengan kebutuhan. Misalkan kalau memang hanya dipakai di rumah untuk mengetik+print atau untuk sekadar browsing dan chatting via Messenger, mungkin PSU Stock ala SiMbokDe masih bisa menjamin. Namun kalau memang tidak disadari pemakaian komputer cukup berat, misalkan gaming berjam-jam sampai jam ujian tiba, atau juga meninggalkan komputer terus menyala demi download an yang lama kelarnya, saya tidak yakin kalau komponen komputer Anda akan mampu bertahan lama.
Sebagai contoh nyata:
Kebanyakan komponen yang haus akan kestabilan listrik jelas Hard Drive atau Graphic Card (masa kini). Di mana permasalahan biasanya muncul kalau HDD mulai 'bernyanyi' dengan bunyi head nya yang bergoyang "trek...trek..trekk..." atau juga VGA dengan trouble yang sedang dipakai untuk gaming, biasanya terlempar kembali ke Windows.
Oks itu aja dulu sedikit panduan atau sharing atau apalah hihi, mudah-mudahan bisa berguna buat anda
credit to :
review by coyle_gyver